Terkadang dan sepertinya sering neh he he he... saya itu rasanya berat sekali mau update blog, jadi kalau saya mempertanyakan trafik blog saya kenapa begini ya, kok turun saja neh? lalu mulai deh saya bertanya-tanya apa ya penyebabnya? oke deh, salah satu sebab karena memang beberapa konten saya dicopas, nah yang copas lebih unggul di urutan pencarian, saya tidak bisa mengadu karena kata-katanya dibolak-balik lalu ada yang dimodifikasi, but I know, that is my content. Lalu yang kedua karena makin ke sini saya makin malas update blog, lalu bounce rate yang semakin tinggi, halah... dan tidak ketinggalan ini yang juga berpengaruh, loading blog ini semakin melambat, duh duh...
Ah sudahlah, semoga ke depan saya bisa memperbaikinya, paling tidak hal-hal yang bisa saya perbaiki sendiri. Lanjut ah, kembali ke resep hari ini ya, kali ini saya share resep muffin pisang chocochips. Nah yang beda di sini saya menggunakan pisang lilin, pisang yang biasanya digoreng itu. Penasaran dibuat muffin enak tidak ya, eh ternyata enak juga.
Beli pisang lilin karena lapar mata sebenarnya, lihat pisang lilinnya buahnya padat kuning begitu. Ah beli ah, tapi kok malas ya mau digoreng. Dimakan begitu saja, tapi kok tidak begitu enak, dan memang kalau digoreng lebih cocok, pernah coba pisang goreng keju pakai pisang lilin ini, enak.
Gambar ini sudah nongol duluan di instagram saya, tapi tanpa resep, tidak ada yang bertanya sih resepnya, ha ha ha... ya iyalah ya.. secara baru sekali saya pakai IG, follower juga masih sakuprit, demikian juga dengan jumlah postingan he he he...
Eh iya, besok libur tuh, tadi siang pulang sekolah Sophie katakan kalau ada surat dari sekolah, surat apa kata saya? surat lampu merah, begitu katanya. Ha.. lampu merah? ha ha ha.. saya langsung tahu kalau maksudnya tanggal merah. Kemudian Sophie langsung mengoreksinya, bukan lampu merah, tanggal merah, sambil tersenyum. Ada-ada saja nih anak, tiap hari ada saja cerita lucunya he he he...
Okeh ah, berikut resepnya ya, kurang lebih sama dengan resep buttermilk muffin nangka. Cuss ke resep ya, ini dia...
Muffin Pisang Chocochips
untuk 20 buah
Bahan :
- 375 gr tepung terigu protein rendah, misal merk kunci biru atau hana emas, saya gunakan merk hana emas (atau bisa juga gunakan tepung terigu protein sedang)
- 1 1/2 sendok teh baking powder
- 1 sendok teh baking soda
- 1/2 sendok teh garam (jika menggunakan minyak atau mentega tawar, skip jika menggunakan margarin yang sudah asin)
- 3 butir telur ukuran sedang berat dengan cangkang kurang lebih @60gr
- 200 gr gula pasir
- 1/2 sendok teh vanili bubuk
- 225 ml buttermilk, campur 220ml susu cair dengan 1 sendok makan cuka atau air jeruk nipis, biarkan selama kurang lebih 10-15 menit sampai menggumpal
- 150 ml minyak goreng (atau bisa gunakan margarin atau butter leleh dengan takaran yang sama)
- 400 gr pisang tanpa kulit, lumatkan
- 50 gr chocochips, sisakan sedikit untuk taburan
Cara membuat :
Siapkan cetakan muffin, alasi dengan paper cup atau gunakan paper cup keras. Panaskan oven, set di suhu 180 derajat celcius.
Campur tepung, baking powder, baking soda dan garam, aduk rata dengan
balloon whisk, sisihkan. Di mangkuk lain campur telur dan gula serta
vanili bubuk, aduk dengan balloon whisk sampai gula sedikit larut,
tambahkan minyak dan buttermilk, aduk rata kembali, tuangkan ke dalam
mangkuk berisi tepung, aduk cepat asal rata, masukkan pisang dan chocochips ,
aduk kembali asal rata. Tuangkan adonan
muffin sampai 3/4 penuh (kurang lebih 8mm-10mm dari tepi paper cup)
lakukan sampai habis, taburi dengan chocochips. Tata di loyang, panggang selama kurang lebih
25-30 menit sampai
permukaan kuning kecoklatan, lakukan test tusuk. Keluarkan dari oven dan
dinginkan.
Nah semoga resep muffin pisang chocochips ini bisa bermanfaat ya, silakan mencoba dan semoga cocok dengan selera ya...
Selamat mencoba...
Cakeeep as always...
ReplyDeleteWah...Piphi dah pinter melucu jg ya skrg yess..*cubit ah pipinya
RINI
makasih mba Rini,
Deleteiya sudah mulai pinter melucu mba, jiahhh... duh nangis ntar dia dicubit ha ha ha
Bicara tentang copas, iihhhh...., menjengkelkan buanget. Blog saya saja yang isinya biasa saja dicopas, apalagi blog keren seperti punya mba Monic.
ReplyDeleteTapi jujur, mba. Saya sebenarnya tidak mengerti tentang bounce rate. Saya ya asal tulis aja. Kalo banyak pengunjung bersyukur, tidak banyak ya sedih aja, heheheh. Tampilan blog saya juga masih banyak yang perlu dibenahi tapi tidak bisa saya lakukan sendiri.
Tetap semangat buat ngeblog ya, mba Monic.
iya mba, asli menjengkelkan, kesal sampai ke ubun-ubun he he he..
Deleteini malah saya baru tahu ada yang comot gambar dari blog ini buat jualan mba, duh kenapa lagi ga pakai gambarnya sendiri, padahal buat jualan ya.. ah tapi sudahlah saya malas ribut dulu.. pasrah saja walaupun kesal
saya itu dulu masih semangat 45 mba, jadi sibuk belajar blogging, sampai bounce rate pun diurusin he he he.. walaupun ya hasilnya begitu begitu saja, bounce rate blog mba Ima masih lebih kecil dari MSK mba, masih lebih baik, tapi hanya saya cek berdasarkan rank Alexa, selama di blog ada related post, top post dan post terbaru ataupun internal link ataupun yang ada kaitan dengan konten blog yang bisa membuat pembaca tertarik sehingga menghasilkan klik lanjutan, maka bounce ratenya cukup baik, mba Ima boleh baca-baca bounce rate di MSK di kategori blogging ya kalau mau..
iya neh mba, harus tetap semangat walaupun kadang kendor juga, terima kasih ya
Iihhh...
ReplyDeleteKeterlaluan banget tuh kalo buat jualan pake foto orang. Itu namanya menipu pelanggan, mba.
Terima kasih banyak penjelasannya, mba. Nanti saya baca tentang bounce rate biar makin nambah ilmu tentang blog.
Harus tetap semangat, mba. 💪💪💪😍
iya mba, kesal sih tapi ah sudahlah...malas ribut saya
Deletesipp mba Ima, semoga nanti kalau baca jadi lebih mengerti ya..
he eh.. harus tetap semangat neh, terima kasih mba Ima