Nah ini dia nih salah satu menu sarapan yang sudah sangat umum di mana-mana kan.. paling tidak di Batam he he he... lontong sayur. Kalau di Batam, lontong sayur banyak macam, jadi tinggal pilih mana yang disuka. Sayurnya pun beragam, mulai dari nangka muda, pakis, labu siam atau campuran nangka muda dan kacang panjang atau labu siam dan kacang panjang.
Mau versi Padang yang lebih gurih tanpa tambahan rasa manis yang kuah santannya lebih pekat atau mau versi Jawa yang ada rasa manisnya dengan kuah santan yang lebih encer. Kembali lagi kepada selera. Ketika saya mood makan yang sedikit manis maka tentu saja lontong sayur Jawa pilihan saya, begitu sebaliknya.
Nah tapi ya..berhubung sudah lama sekali saya tidak sarapan beginian jadi makanan begini saya makan siang hari, ya walaupun sama saja ya.. makanan begini tinggi lemak mau dimakan pagi ataupun siang hari ha ha ha.
Saya itu beli lontongnya sehari sebelum masak gulai nangkanya, ceritanya saya itu punya langganan baru, ibu penjual tahu, tempe dan juga lontong. Semua dibuat sendiri, jadi ibu ini tidak ada kios sih, hanya punya meja yang diletakkan di teras pasar. Kebetulan belakangan ini saya kalau ke pasar selalu masuk dari pintu belakang, pintu yang dekat penjual ikan dan ayam, jadi sekalian deh, di dekatnya juga ada penjual bumbu, penjual sayur juga, penjual kelapa parut, nangka muda dan pas ada penjual tahu dan tempe juga. Jadi saya tidak harus berjalan jauh atau pindah parkir untuk membeli semua kebutuhan memasak.
Nah ibu ini cukup lucu, setiap kali saya datang menghampiri selalunya mengajak saya berbahasa Jawa, hmmm untung saja saya mengerti dan bisa sedikit berbahasa Jawa, jadi tidak begitu kesulitan berkomunikasi, walaupun bahasa Jawa saya jauh sekali dari versi Jawanya he he he.
Jadi ketika saya melihat ada lontong, yang memang sering saya lihat di meja ibu ini ada tumpukan lontong daun pisang. Oh iya satu lagi neh, kalau ciri khas lontong orang Jawa di sini bungkusnya daun pisang nah kalau orang Padang bungkusnya plastik, dan ada juga yang malah versi ketupat. Jadi ceritanya saya beli deh 5000 rupiah, dapat 3 buah lontong.
Singkat cerita, saya cukup bingung mau buat apa neh lontong akhirnya kepikiran membuat lontong sayur tapi pakai sayur nangka. Kalau di sini, enaknya ada penjual nangka muda yang sudah dikupas dan dipotong-potong, jadi tinggal beli saja tanpa repot mengupas nangka mudanya.
Nah untuk campuran nangkanya ini supaya umami, saya campur saja dengan udang dan kaldu udang dari rebusan kepala dan kulit udang. Kalau versi ibu saya neh, membuat gulai nangka biasanya pakai daging sapi yang sedikit berlemak, hanya karena saya tidak lagi mengkonsumsi daging merah (walaupun terkadang masih ingin makan bakso he he he) maka pilihan jatuh ke udang saja.
Ok deh, yang ini lontong sayur ala-ala saya ya.. yang tertarik ini dia resepnya, silakan..
Lontong Sayur Nangka
untuk 3 porsi
Bahan :
- 3 buah lontong
- gulai nangka
Bahan gulai nangka :
- 500 gr nangka muda yang sudah dipotong-potong
- 500 gr udang
- 1 buah jeruk nipis
- 600 ml kaldu udang (dari kepala dan kulit udang)
- 400 ml santan dari 250 gr kelapa parut
- 5 lembar daun jeruk
- 2 lembar daun salam
- 1 lembar daun kunyit, sobek
- 1 batang serai, ambil bagian putihnya, memarkan
- 3 butir asam kandis
- 1 1/2 sendok teh garam
- 1 sendok makan minyak untuk menumis
Bumbu gulai :
- 6 butir bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 5 buah cabai merah keriting
- 5 buah cabai merah kering, rendam dengan air panas sampai lunak, tiriskan airnya
- 2 cm jahe
- 2 cm kunyit
- 1 cm lengkuas
- 1/2 sendok teh ketumbar bubuk (atau gunakan ketumbar butiran dengan jumlah sama, sangrai)
- 1/4 sendok teh jinten bubuk (atau gunakan jinten butiran dengan jumlah sama, sangrai)
Cara membuat :
Rebus nangka muda sampai empuk, angkat dan sisihkan. Sementara merebus, lepaskan kepala dan kuliti udang, bersihkan kotoran punggungnya, cuci bersih dan lumuri dengan air jeruk nipis, bilas dan sisihkan. Kepala dan kulit udang dicuci bersih, lumuri dengan air jeruk nipis, diamkan kurang lebih 10 menit, bilas. Rebus kepala dan kulit udang dengan air sebanyak kurang lebih 650 ml, rebus sampai mendidih dan biarkan mendidih selama kurang lebih 5 menit, saring.
Tumis daun-daunan dan serai hingga daun berubah warna, masukkan bumbu halus, tumis hingga tidak langu, masukkan kaldu udang, aduk sebentar, tambahkan nangka, dan asam kandis, masak selama kurang lebih 10 menit atau sampai kuah mendidih, masukkan santan, tambahkan garam, masak sambil diaduk hingga santan mendidih, terakhir masukkan udang, masak hingga udang matang, cicipi rasanya, siap dihidangkan.
Penyajian : potong lontong, letakkan di piring, tuangkan gulai nangka, siap disantap..nyam..nyam..enak..
Nah semoga resep lontong sayur nangka yang saya buat kali ini bisa bermanfaat ya, silakan mencoba dan semoga cocok dengan selera ya..
Selamat mencoba....
Jd lapeeeerr....pengen makan lontong hihihi...
ReplyDeleteRINI
sudah makan lontong sayur belum mba Rini? he he he..
Deletedi Medan pasti banyak lontong sayur enak ya..
Ini mah saya baru tahu, mba Monic.
ReplyDeleteTernyata di Batam sudah biasa dan banyak jenisnya pula.
Rasanya kuahnya mirip opor ayam atau gimana, mba? Kan opor ayam pasangannya lontong juga, heheheh.
Btw, boleh tahu kenapa mba Monic berhenti mengonsumsi daging merah? Maaf mba, saya kepo. Tapi tidak dijawab juga tidak apa-apa. 😍
iya di Batam biasa sarapan ini mba, selain nasi lemak, nasi kuning, mie kuah kacang, roti prata, nasi ayam hainan, mie pangsit he he he disebutin deh...
Deleterasanya mirip gulai mba, bukan opor
hi hi hi biar mengurangi lemak saja mba, kan daging merah berlemak tinggi, secara suka pusing kalau makan..
toh rasanya ya gitu2 aja.. tidak makan juga tidak masalah, daripada makan, habis itu kepala pusing, maklum sudah berumur he he he...
Wow, menu sarapannya banyak sekali pilihannya. Kalo di sini paling umum nasi kuning dan bubur ayam, mba.
ReplyDeleteOh..., rasanya mirip gulai bukan opor ya? (Mencoba membayangkan rasanya, heheheh)
Oh gitu, mba. Iya, juga sih. Daripada pusing mending gak usah dimakan. Masih banyak makanan lain yang tentu saja enak dan tidak bikin pusing.
iya banyak sih, eh ada juga bubur ayam di sini, tapi judulnya bubur ayam cirebon, ada juga nasi pecel, banyaklah, karena memang di batam banyak pendatang kali ya he he he
Deletehe eh mba Ima, mirip gulai rasanya... benar daripada makan tapi efeknya tidak enak mending tidak usah, sippp...