Beberapa hari yang lalu saya masak ayam woku khas Manado ini, hmmm sudah lama tidak masak ayam begini. Akhirnya memuaskan keinginan menyantap makanan satu ini. Nah sebenarnya nama masakan ayam woku begini apalagi ayam woku belanga, tidaklah familiar di keluarga saya, kami selalu menyebutnya hanya ayam kemangi.
Kalau ayam kemangi sudah dari dulu ibu saya sering masak, nah setelah saya telaah..halah bahasanya.. ayam kemangi tersebut ya ayam woku ini ternyata. Dulu saya pernah posting resep ayam kemangi, tapi yang tanpa cabai. Ayam woku sendiri kalau versi keluarga kami adalah minus daun kunyit secara memang ibu saya tidak pernah memasukkan herba satu ini ke dalam masakan.
Setelah di Batam saja saya baru mulai mengenal rasa daun kunyit ini, secara dulu pernah satu kontrakan dengan teman asal Sumbar, nah teman saya ini sering sekali memasukkan daun kunyit dalam masakannya. Jadilah karena sering mencicipi masakannya akhirnya saya suka dengan aroma dan rasa daun kunyit.
Jadi sekarang itu kalau ke pasar, untuk daun-daunan selain daun salam dan daun jeruk, selalunya ada daun kunyit. Dan memang daun kunyit banyak sekali di jual di pasar, hampir semua penjual sayur, atau hanya penjual bumbu menjual daun kunyit ini.
Nah aroma daun kunyit yang saya suka adalah ketika sudah dimasak sebagai penyedap masakan asam pedas, atau rasa daun kunyit yang tajam pada cemilan khas Sumbar yaitu sala lauak, atau juga pada keripik singkong yang diberi pewarna kunyit dan dibumbui dengan daun kunyit. Rasanya khas dan jadinya enak menurut saya.
Oh iya, bicara sala lauak, saya baru mengetahui ada makanan satu ini setelah saya ke Batam, dan ternyata selalunya sala lauak ini menjadi gorengan yang ada di penjual kue pagi hari, atau di penjual lontong sayur yang penjualnya orang Minang tentu saja. Saya sejak dulu penasaran ingin membuat sala lauak sendiri tapi sampai saat ini belum juga terlaksana.
Sala lauak ini adalah cemilan berupa gorengan yang berbentuk bulat, biasanya rata-rata sebesar bola pingpong. Nah rasanya enak, garing di luar tapi lembut di dalam, ada rasa ikannya dan tentu saja daun kunyit yang khas. Sala sendiri sih artinya goreng ya.. sedangkan lauak artinya ikan, jadi sebenarnya artinya gorengan yang ada campuran ikannya, begitulah kira-kiranya.
Di Batam sendiri, untuk harganya masih rata-rata seribu rupiah perbuah, ya dengan ukuran sebesar bola pingpong. Nah kalau sudah lebih besar sedikit ukurannya harganya biasanya lebih mahal. Kalau mengenai rasa, menurut saya rasanya hampir sama setiap kali saya membeli sala ini. Semuanya enak..he he he..
sala lauak |
Halah... kenapa jadi membicarakan sala lauak ya... padahal kan saya posting resep ayam woku.. duh.. eits kembali lagi ke resep ayam woku ini ya, nah seperti biasa saya memasak ayam selalunya kalau bisa sih tanpa kulit, supaya tidak begitu merasa bersalah menyantapnya ha ha ha... hmm tidak juga kali ya karena memang dari kecil tidak terbiasa, di rumah ibu saya tidak pernah memasak ayam dengan kulitnya.
Sipp berikut resep ayam woku yang saya buat ya... walaupun sudah banyak sekali resep ayam woku yang bertebaran di internet... saya ceritanya ikut meramaikan dunia ayam woku juga... ha ha ha..
Ayam Woku
Bahan :
- 800 gr daging ayam tanpa kulit, potong sesuai selera
- 1 buah jeruk nipis ukuran besar
- 2 buah tomat ukuran kecil, masing-masing bagi 6 bagian
- 2 genggam daun kemangi
- 2 lembar daun kunyit, sobek-sobek
- 5 lembar daun jeruk, sobek-sobek
- 1 batang serai, ambil bagian putihnya, memarkan
- 2 batang daun bawang, potong-potong
- 400 ml air
- 1 sendok teh garam
- 1 sendok makan minyak untuk menumis
Bumbu halus :
- 5 butir bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 3 cm kunyit
- 2 cm jahe
- 5 butir kemiri, sangrai
- 8 buah cabai merah keriting
- 10 butir cabai rawit
Cara membuat :
Lumuri ayam dengan air jeruk nipis, diamkan selama kurang lebih 10-15 menit, bilas, sisihkan. Tumis daun jeruk, daun kunyit dan serai sampai daun-daunan berubah warna, masukkan bumbu halus, masak hingga harum dan tidak langu, masukkan potongan daging ayam, aduk rata dan masak hingga ayam berubah warna. Tambahkan air, masak hingga ayam matang, tambahkan tomat, beri garam, aduk rata, cicipi rasanya. Masukkan daun bawang, aduk sebentar, kemudian sesaat sebelum diangkat masukkan daun kemangi.
Nah semoga resep ayam woku bukan versi belanga khas Manado ini bisa bermanfaat ya, silakan mencoba dan semoga cocok dengan selera ya..
Selamat mencoba..
Saya juga baru tahu, mba ada masakan dicampur daun kunyit. Biasanya pake kunyit saja bukan daunnya.
ReplyDeleteSala Lauak juga baru pertama kali dengar, mba. Nyebutnya aja jadi sala luak, pengaruh iklan kopi kayaknya, hehehe.
Wah, emang gak rugi nungguin posting mba Monic tiap hari karena banyak info seputar masak memasak, nama makanan dan lainnya di sini. Terimakasih banyak infonya mba.
Teruslah berbagi karena berbagi tak pernah rugi. Sukses dan sehat selalu buat mba Monic sekeluarga.
he eh memang tidak begitu umum ya menggunakan daun kunyit, padahal enak he he he
Deleteiya ini namanya berbagi info makanan mba Ima, karena memang tiap daerah kan ada saja yang khas, nah seperti contohnya bau peapi khas mandar, kalau tidak baca postingan mba Ima mana bisa tahu tentang masakan satu ini, jadi penasaran dengan rasanya tapi sayang asam mangga tidak ada di sini... kalau mau ya buat sendiri asam mangganya he he he, nah terus penggunaan bawang mandar tentu memberi rasa yang khas kan..
iya mba, benar... berbagi itu tidak pernah rugi, mba Ima juga terima kasih ya infonya, sukses dan sehat selalu buat mba Ima jadi selalu bisa membuat kue ultah sampai ratusan... bahkan ribuan dan lebih lagi... amin
Hi mba Monic...saya orang Minang hahaha. Klo aq mmg sering pake daun kunyit klo masak gulai pakis sm gulai ikan mba.
ReplyDeleteKlo sala lauak cemilan favorit kami mba hehe.
Tiap hari bnyk yg jual keliling lewat dpn rumah sambil diteriakin mba jualannya. Blm pernah bikin sih. Harganya 500 perbiji hampir sebesar bola pingpong.
RINI
oalah mba Rini tuh orang Minang toh... kirain orang medan asli.. he eh mba kalau masak gulai sedap banget deh pakai daun kunyit ya..aromanya itu loh..
Deletetoss ah.. sala lauak adalah cemilan favorit, wah masih murah ya harga 500 perbiji..enak enak..
Kalo mba Monic mau, nanti kapan-kapan saya kirimi asam mangga. Jadi bisa bikin Bau Peapi juga.
ReplyDeleteTerimakasih kembali doanya, mba.
Aamiin Aamiin Aamiin
aih beneran ini mba? mau mau asam mangganya... ayo japri mba... huahahaha...
Deletesama sama mba Ima..
Oiya mba...di medan sala lauak itu sebutannya sala bulek. Dulu orang jualnya ada potongan kecil ikan asin di dalamnya. Skrg gk ada lg...jd kurang nikmeh hehe...
ReplyDeleteRini
oh sala bulek... baru dengar.. apa karena yang jual bulek2 ya.. he he he iseng nebak..mungkin karena sudah mahal sekarang apa2 itu mba, jadi rugi kalau ada ikan asinnya, mungkin kalau harganya dinaikin baru ada lagi ikan asinnya he he he
DeleteEngga mba....krn bentuknya bulat. Bahasa minang bulat itu bulek...gitu mba hehe
ReplyDeleteha ha ha iya lupa, kalau bulek itu bulat.. lah padahal biasa dengar dan malah pernah juga saya ngomong taluih bulek kalau pesan telur bulat di rumah makan padang.. dasar pelupa he he he
Delete