Halo-halo.. kali ini saya mengudara lagi, dengan membawa resep pempek dos pistel dan pempek dos belah... jiahhh.. Hmm yang orang Palembang pasti tahu donk ya dengan pempek pistel dan pempek belah ini? Bagaimana dengan selain orang Palembang? tahu tidak dengan kedua jenis pempek ini? pernah makan? bagaimana rasanya?
Kalau bicara pempek, di Palembang itu ada beberapa jenis pempek sebenarnya, nah yang biasa sudah wara-wiri ya paling pempek kapal selam atau disebut juga pempek telok besak, pempek lenjer, pempek telur atau pempek telok kecik, pempek adaan. Nah pempek lainnya yang mungkin tidak setenar pempek yang saya sebutkan tadi, sebut saja pempek keriting (ini unik, pempek ini tidak digoreng ya, beda dengan yang lain), pempek ebi, pempek tahu, pempek pistel, pempek tunu, pempek belah, pempek lenggang panggang atau goreng... hmmm apalagi ya..
Nah banyak kan ternyata... kalau bicara pempek pistel, pempek ini isiannya adalah pepaya muda serut yang ditumis dengan ebi atau udang rebon biasanya. Ada 2 jenis biasanya yang pempek dos atau pempek ikan. Hmmm apa rasanya pempek pistel ini? aneh tidak? apa tidak terlalu berlebihan, pempek isian ebi, cukonya juga berasa ebi? kalau kata orang Palembang idak aneh, lemak-lemak be malah (tidak aneh, enak-enak saja malah)... halah...
Lalu apa itu pempek belah? nah pempek belah itu pempek lenjer yang diberi isian ebi sangrai, cabai rawit dan kecap manis, mirip isian pempek tunu atau pempek panggang. Sama ada 2 jenis juga, yang pempek dos dan pempek ikan.
Kedua jenis pempek ini memang biasanya tidak dijual di warung pempek besar yang biasanya menerima pesanan untuk oleh-oleh. Kedua pempek ini biasanya dijual di warung-warung kecil dan biasanya dijual di kantin-kantin sekolah. Atau juga dibawa oleh penjual pempek keliling, yang sudah jarang saat ini.
Oh iya, sudah tahu kan pempek dos itu apa? pempek dos itu pempek tanpa ikan. Jadi walaupun tanpa ikan tetap bisa makan pempek neh... Dulu itu waktu saya masih SD atau SMP begitu, setiap sore ada penjual pempek keliling. Nah penjualnya ada 2 orang, kakak dan adik, usianya ya usia sekolah juga, berapa tahun begitu di bawah saya. Yang jual namanya Ateng dan Dedi, jadi kami sebut pempek Ateng dan pempek Dedi.
Ateng dan Dedi ini hanya menjajakan saja pempeknya, sementara yang membuatnya orang lain, setahu saya tetangga mereka. Hmmm jadi kalau sudah sore hari, rasanya tiap hari kami mencegat mereka, ya tergantung siapa duluan yang sampai di tempat kami. Pempeknya memang cukup murah, dan rasanya cukup enak, dan setelah besar saya baru sadar kalau yang mereka jajakan itu pempek dos, he he he...
Tapi walaupun kakak adik, penjual favorit kami adalah Dedi, jadi senang rasanya kalau Dedi yang tiba duluan, secara Dedi tidak pelit cuko. Kalau kita minta tambah cuko, dia tanpa banyak bicara akan menuangkan cuko ke mangkuk kecil yang memang dibawanya. Biasa ya namanya juga orang Palembang, kalau makan pempek, cukonya dihirup, slurp.. baru mantap. Nah apa rasanya kalau menghirup cuko tapi cukonya sedikit, ha ha ha...
Berbeda dengan Ateng, kalau kita minta tambah cuko, pasti menjawab, ai jangan banyak-banyaklah cukonyo, pempek aku nih masih banyak nian, gek abis cukonyo (jangan banyak-banyak cukonya, pempekku masih banyak sekali, nanti habis cukonya). Jadi beberapa bulan yang lalu sempat big bro dan saya membicarakan pempek Ateng dan Dedi ini, sambil tersenyum ingat kenangan kami membeli pempek mereka. Dan bertanya, di manakah Ateng dan Dedi sekarang ya...
Nah kalau sekarang, rasanya sudah jarang orang makan pempek dengan menghirup cukonya, mungkin di warung-warung kecil masih ya, berbeda dengan di warung pempek besar ternama, pempek sudah dihidangkan di piring, lalu sudah tersedia sendok dan garpu. Saya sendiri sekarang sudah jarang ya, makan pempek dengan menghirup cuko, rasanya saya lebih suka menggunakan sendok saja, jadi pempek dipotong-potong, lalu disendokkan berikut dengan cukonya. Kalau big bro saya, kalau di rumah, tetap saja menikmati pempek itu dengan menghirup cukonya, seru melihatnya... pegang pempek dengan tangan, celup cuko, hirup cuko, slurp... slurp..
Nah sejak buat pempek kulit krispi beberapa hari lalu, saya kok malah ingin juga makan pempek jenis lainnya, dan sebenarnya saya ingin membuat pempek pistel saja. Tapi kemudian saya malah ingin juga membuat pempek belah. Jadilah kedua jenis pempek ini saya buat. Hanya saja saya membuat pempek belahnya 3 buah saja. Secara ketika saya membuat pempek ini, Sophie sudah pesan dia mau pempek yang tidak ada isi. Nah berhubung hanya membuat 6 buah pempek lenjer, jadinya terbatas deh pempek belahnya.
Ternyata Sophie suka dengan pempek dos lenjer ini. Begitu matang sudah dingin, mulai deh dia menyantap pempek lenjernya, habis 3... setelah makan 3 buah pempek lenjer ini, dia kenyang. Hmm untung tidak minta lagi, sudah habis he he he... eh tapi sore dia minta lagi pempek lenjernya. Ibu, pipi mau yang tidak ada isi lagi, ya.. sudah habis saya katakan, makan yang ada sayur pepaya saja ya.. iya Pipi mau begitu katanya. Setelah beberapa saat, Pipi tidak mau lagi makan yang ada sayurnya, Pipi tidak suka, begitu katanya.. akhirnya emaknya deh yang menghabiskan he he he...
Okeh deh, lanjut cerita ke cukonya ya, kali ini saya cukup rajin membuat cukonya, eits saya buat cukonya kemarin malam. Jadi saya kan punya stok gula batok di kulkas yang saya bawa dari Palembang. Nah gula batok ini bukan beli di Palembang, belinya di Lubuk Linggau-Lahat, salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Selatan. Kebetulan adik saya ada tugas kerja di sana, nah dia membawa pulang gula batok ini. Gula batoknya ukuran besar, beratnya sekitar 1.2 kg, cukup besar kan..
Gula batok ini memang biasanya dijadikan cuko, warnanya cukup gelap tapi rasanya tidak terlalu manis, makanya gula yang sangat cocok untuk cuko. Nah gula batok ini saya sengaja simpan untuk khusus dibuat cuko. Dan memang setelah dibuat cuko, rasanya lebih enak ketimbang menggunakan gula merah biasa.
Sippp lanjut ke resep ya... terlalu panjang ceritanya ya... silakan...ini dia... oh iya resep pempek dos, masih sama ya, saya pakai resep pempek dos kapal selam dan lenjer, hanya takaran garam dan kaldu bubuknya saya kurangi, karena ada isiannya. Oh iya, kali ini saya pakai kaldu bubuk ya, supaya rasanya enak, karena kalau tidak pakai kurang gurih, tidak ada ikannya.. halah... saya sengaja beli kaldu bubuk yang satu sachet kecil itu di pasar. Hanya beli satu... karena memang tidak berniat menyetok kaldu bubuknya... yang tidak mau pakai kaldu bubuk, silakan diskip ya..
Pempek Dos Pistel & Pempek Belah
Bahan pempek :
- 250 ml air
- 1 sendok teh garam
- 1/2 sendok teh kaldu bubuk
- 125 gr tepung terigu proterin sedang
- 200 gr tepung sagu tani, atau tepung kanji/tepung tapioka kualitas bagus
- 2 butir telur, kocok dengan garpu
Bahan cuko :
- 250 gr gula merah
- 30 butir cabai rawit (sesuaikan dengan selera)
- 4 siung bawang putih
- 50 gr ebi, saya campur dengan udang rebon juga
- 1 sendok makan asam jawa, larutkan dengan sedikit air, saring
- 2 sendok makan cuka masak
- 500 ml air
- garam secukupnya
Cara membuat :
- Didihkan air, garam dan kaldu bubuk, kecilkan api
- Masukkan tepung terigu secara bertahap sambil diaduk dengan sendok kayu hingga tercampur rata, angkat dan dinginkan sejenak, pindahkan ke dalam mangkuk cukup besar
- Tambahkan telur kemudian aduk dengan sendok kayu, lanjutkan aduk manual dengan tangan sampai tercampur rata.
- Tambahkan tepung tapioka sedikit demi sedikit sambil diulen dengan tangan sampai kalis (ulen perlahan saja)
- Ambil sedikit adonan, bulatkan asal saja (karena saya mau sama ukurannya maka saya timbang tiap bulatan, masing-masing kurang lebih 38-39 gr), lakukan sampai selesai
- Ambil satu buah bulatan, pipihkan di tangan atau alas, beri isian pepaya tumis, tutup dan bentuk seperti halnya pastel, lakukan untuk setengah jumlah bulatan yang ada, sisakan untuk pempek lenjer
- Ambil bulatan yang tersisa, bentuk seperti halnya pempek lenjer, lakukan sampai selesai
- Didihkan air, beri 1-2 sendok makan minyak goreng, masukkan pempek yang sudah dibentuk, masak hingga mengapung dan biarkan dimasak selama kurang lebih 8-10 menit, angkat dan tiriskan
- Goreng hingga kekuningan dan garing, angkat dan tiriskan (catatan : pempek pistel enak juga disantap tanpa digoreng dulu)
Cara membuat cuko :
Untuk pempek belah :
Belah bagian tengah pempek lenjer tidak putus, masukkan bahan isian ke dalam belahan pempek sambil dipadatkan
- Rendam ebi dengan air panas selama kurang lebih 15 menit
- Potong-potong gula merah ukuran sedang, rebus dengan 400 ml air, saring
- Haluskan bawang putih, cabai rawit, dan ebi dengan blender yang diberi air 100 ml
- Masak kembali gula merah, tuangkan bahan yang sudah dihaluskan, beri asam jawa, masak hingga mendidih
- Tambahkan garam, aduk rata
- Tambahkan cuka masak, aduk sebentar dan masak kembali, cicipi rasanya
- Matikan api kompor
- Dinginkan cuko dan simpan di wadah tertutup
- Jika mau disantap baru disaring (atau jika suka langsung saja ketika dingin langsung disaring)
Untuk pempek belah :
Belah bagian tengah pempek lenjer tidak putus, masukkan bahan isian ke dalam belahan pempek sambil dipadatkan
Bahan isi pempek belah :
hasil saringan cuko kurang lebih 2 sendok makan ditambah kurang lebih 1 sendok teh kecap manis, aduk rata
atau jika mau resep lain, gunakan udang rebon yang sudah direndam air panas, tiriskan, sangrai, haluskan bersama cabai rawit, campur dengan kecap manis
tumis pepaya muda ebi |
Bahan isi pempek pistel :
- 250 gr pepaya muda yang sudah diserut
- 25 gr udang rebon, rendam dengan air panas selama kurang lebih 10 menit, tiriskan
- 1 sendok teh saus tiram
- 1/4 sendok teh garam
- 1/4 sendok teh merica bubuk
- 1 sendok teh gula pasir
- 1 sendok makan minyak untuk menumis
Bumbu halus :
- 3 butir bawang merah
- 3 siung bawang putih
Cara membuat :
Tumis bumbu halus sampai harum, masukkan udang rebon, beri garam, gula, merica bubuk dan gula pasir, aduk rata, tambahkan pepaya serut, masak hingga pepaya mulai layu dan tumisan kering, angkat dan sisihkan
pempek belah |
pempek pistel |
Nah semoga resep pempek dos pistel dan pempek belah ini bisa bermanfaat ya, silakan mencoba dan semoga cocok dengan selera ya...
Selamat mencoba....
Wuih... Rajin banget mba Monic bikin pempek. Salut deh.
ReplyDeleteSaya pernah makan sekali tapi tidak tahu jenisnya apa. Ternyata pempek yang saya kira tulisannya empek-empek itu banyak jenisnya toh, mba?
iya mba Ima, soalnya sedang ingin makan pempek sih...he he he... sekalian saja buat..
Deletehe eh mba, kalau di Palembang sih bukan empek-empek, tapi pempek.. entah ya kok bisa jadi empek-empek itu he he he...
enaknyaaa....semua jenis pempek aku doyan mbaa.
ReplyDeleteai ai mba Esti lama ga nongol di sini..he he he..ayo mba Esti.. kapan buat pempek lagi?
Deletehiii..mbaa Moniiic! ga nongol di komen bukan berarti ga pernah ngintip blognya mbak, kalo lagi senggang meluncuur deh di blog nyari resep yang ga ada di jawa hahahaa
Deletehe he he... iya soalnya lama sekali mba Esti ga meninggalkan jejak, sibuk sekali ya mba? gimana kabar si kembar?
Deleteha ha ha... mba Esti mah bisa aja... he eh mba.. mba Esti ini termasuk orang Jawa tapi dengan mudah menerima masakan luar jawa ya...jempol..