Okey deh, kali ini masih edisi resep yang saya eksekusi karena lapar mata, tak lain tak bukan adalah resep oseng-oseng mercon. Nah sebenarnya sudah cukup lama sih tahu ada yang namanya oseng-oseng mercon ini, hanya belum ada niat mau buat sendiri, secara belum begitu tertarik dengan masakan satu ini.
Ealah sejak sering sekali mampir ke blognya mas Anis Hidayah, pemilik blog Sang Petualang, eh disuguhi liputan kuliner oseng-oseng mercon bu Narti. Hmmm walaupun kalau dari penampakan oseng-oseng ini malah kelihatan seperti hanya sambal bawang. Tapi sudah terbayang deh oseng-oseng mercon ini sangat pedas.
Nah kalau resep-resep yang sekiranya pedas, walaupun dengan campuran rasa manis, hmmm saya tergoda untuk mencoba membuatnya sendiri di rumah. Ada yang pakai resep kira-kira dan ala-ala saya karena saya tidak pernah langsung mencicipinya, seperti halnya ayam geprek, yang terinspirasi dari ayam geprek bu Rum dan mas Kobis, atau sate petir ayam yang terinspirasi dari sate petirnya pak Nano. Hmmm kira-kira apa lagi ya? maunya coba mie lethek, tapi apa daya di Batam tidak ada yang jual mie lethek.
Untuk oseng-oseng mercon ini menggunakan daging sapi tetelan atau istilahnya koyor, nah di Batam saya bingung beli yang beginian, di pasar hanya ada daging rendang (biasa disebut daging rendang karena kebanyakan digunakan untuk rendang), daging cincang (biasanya digunakan untuk membuat gulai cincang khas Padang) dan tulang berserta jeroan. Jadi saya putuskan pakai daging cincang saja deh, daging sapi dengan sedikit lemak.
daging sapi untuk cincang |
Dan googling sejenak, siapa tahu ada resep oseng mercon ala bu Narti ini, dan ternyata ada, bisa deh jadi referensi saya, yaitu oseng-oseng mercon Yogyakarta -resep Bango. Lumayan jadi ada sedikit gambaran untuk membuat oseng mercon ala bu Narti ini, ditambah dengan deskripsi dari mas Anis juga, hmmm semakin mantap mencoba resep oseng mercon ini.
Begitu baca resepnya dan melihat takaran cabai rawitnya, alamak banyak sekali, apa nanti saya tidak akan mabuk pedas??? untuk 500 gr koyor/tetelan menggunakan 200gr cabai rawit merah..wuih... nah akhirnya saya gunakan takaran saya sendiri saja ya, secara saya buatnya juga tidak banyak hanya 200 gr daging sapi. Jadi hanya pedoman pada bahan, takaran sesuai dengan selera saya.
Karena masakan ini pedas, jadi yang mau mencoba membuatnya sendiri, takaran cabai sesuaikan dengan selera ya, dikira sendiri banyaknya sesuai dengan kemampuan kita terhadap rasa pedas. Nah menurut saya resep ini pas pedasnya tidak terlalu pedas sekali karena terbantu dengan rasa manis gula merah dan kecap. Hanya saja begitu sudah mengunyah cabai rawit utuh baru terasa pedasnya...baru deh...air mana...air mana...
Berikut ini resep oseng-oseng yang saya buat ya....
Oseng-oseng mercon
Bahan :
- 200 gr daging sapi bagian tetelan/koyor (saya gunakan daging untuk gulai cincang), potong kecil
- 2 lembar daun salam
- 1 cm lengkuas, memarkan
- 1 sendok makan gula merah iris
- 1/4 sendok teh garam
- 100 ml air
- 10 butir cabai rawit merah utuh
- 2 sendok makan kecap manis
- 1 sendok makan minyak untuk menumis
Bumbu halus : (saya haluskan bumbu dengan blender dengan tambahan sedikit air)
- 10 butir cabai rawit merah
- 10 buah cabai merah keriting
- 8 butir bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 1 cm jahe
Cara membuat :
- Tumis daun salam dan lengkuas sejenak, masukkan bumbu halus tumis sampai harum, masukkan daging sapi tetelan/koyor, lalu tambahkan cabai rawit utuh, masak hingga daging berubah warna
- Tambahkan air dan masak hingga daging empuk, masukkan gula merah, garam dan kecap manis, aduk rata, cicipi rasanya
- Angkat dan siap dihidangkan
Nah semoga resep oseng-oseng mercon ala-ala bu Narti ini bisa bermanfaat ya, silakan mencoba dan semoga sesuai dengan selera....
Selamat mencoba....
Hahaha,,, Mentang - mentang di oseng - oseng mercon bu Narti wadahnya pakai yang kecil, ew ini juga pakai wadah yang kecil, gokil. Kemampuanne sampeyan keren mbak, sudah tidak di ragukan lagi masalah masak - memasak. Niru saja bisa persis banget. Nggak ada rencana buat membuka usaha warung makan atau sejenisnya tuh mbak? keren loh mbak Monic sampeyan :-)
ReplyDeleteha ha ha...iya pake wadah kecil juga neh, latah...
Deleteiya eh mas...baru bisa niru dulu... belum ada rencana buka usaha eh mas...masih suka jajal resep sana sini...
aih...jadi malu dipuji gitu....tunduk kepala ah..
kalau sudah ada istilah merconnya itu, pasti masakannya pedas.. dan perkiraan saya benar banget.. namun sayangnya saya kurang suka dengan yang pedas-pedas.. tapi kalau oseng-osngnya pasti saya suka :0
ReplyDeleteiya mas, ini oseng pedas rasanya, kalau ga pedas ga oseng mercon donk namanya, he he he..
Deletekalau tidak suka pedas, tinggal sesuaikan jumlah cabainya...
terima kasih sudah mampir ya....